Rabu, 11 Maret 2015

Ketika Senja Menanti Fajar

Orang-orang terdekat Senja bertanya terheran-heran mengenai Senja, "sejak kapan Senja mencintai Fajar?". Mereka banyak mengargumenkan ketidakserasian antara Senja dan Fajar. Mencibir ketidaklayakan Fajar untuk Senja. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk langsung menanyakannya pada Senja.

Mereka : "Apa yang kau lihat dari Fajar?".

Senja : "Sesuatu yang tak kalian lihat".

Mereka : "Apa yang kau pikirkan tentang Fajar? Kami semua sudah cukup tahu tentang dirinya, dan dia sama sekali tidak pantas untukmu".

Senja : "Sesuatu yang tidak pernah kalian pikirkan. Dan aku mengetahui sesuatu yang tidak kalian ketahui. Aku lebih mengenal dirinya dibanding kalian yang hanya mengenal sebatas nama saja. Dan satu lagi, tidak seperti kalian yang hanya berlogika tanpa dasar seperti ini, aku tidak berpikir seperti jalan pikiran kalian, tapi aku merasakan".

Mereka : "Dasar keras kepala! Ini demi kebaikanmu juga".

Senja : "Kalau aku keras kepala, berarti kalian keras hati. Jadi yang manakah lebih buruk? Aku tahu, bagaimana pun panjang lebarnya aku menjelaskan, kalian tidak akan pernah memahaminya apalagi merasakannya, karena hati kalian telah tertutup oleh pemikiran keliru kalian".

Mereka : "Fajar tidak akan pernah pantas untukmu Senja. Di mata kami, Fajar tidak ada nilainya".

Senja : "Iya. Aku paham. Seperti satu titik di kertas putih yang kosong. Kalian hanya berfokus melihat pada titik hitam itu, tanpa melihat banyaknya ruang kosong yang masih putih di sekitar titik itu. Apa kalian lupa? Setiap kalian bangun tidur di pagi hari, yang pertama kalian temui adalah Fajar. Jika fajar tidak muncul, kalian pun takkan pernah bertemu senja. Tak ada Fajar berarti tak ada Senja. Itulah arti Fajar untuk Senja".


Senja Merindukan Fajar
0220
Majalengka, 07 Maret 2015
http://pelangisenja0220.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar